MAPA: Cup and handle

Perhatikan gambar
A.MAPA terjadi rally yang ditandai dengan garis uptrend.

B.Dari rally ini terjadi breakdown yang sekaligus menghentikan rally yang mana Breakdown merupakan koreksi.

C.Dari koreksi terbentuk trading range atau sideways. Sideways ini adalah cup yang kemudian mengalami breakout dengan volume tinggi.

D. Breakout tertahan di high yang sama, atau sering disebut tweezer bottom yang menjadi resistance. Dari sini terjadi koreksi yang secara kebetulan tertahan di resistance cup dan otomatis membuat D menjadi handle.

Mengukur handle pada cup and handle.
Kekuatan sebuah handle kemudian bisa diukur dengan beberapa indikator. Namun kali ini yang digunakan adalah murni price action tanpa indikator. Price action yang dimaksud adalah kedalaman dari handle dibanding total ketinggian cup.

Handle yang kuat sewajarnya tidak terkoreksi lebih dari 50% dari badan cup. Dengan menggunakan Fibonacci yang diukur dari low cup hingga ke puncak handle D, maka akan terlihat bahwa koreksi fibo 50% berada di angka 2670.

Sedangkan handle mapa hanya terkoreksi di 2800 atau di fibo 38.20%. Dengan kata lain handle dari cangkir MAPA adalah handle yang bisa dibilang kuat karena kedalam handle kurang dari 50% body cup.

Cup dengan handle yang lemah mungkin bisa dianalogikan dengan cangkir porselen yang yang berisi minuman. Alih-alih dari bahan yang sama, gagang cangkir tersebut malah terbuat dari plastik yang tidak kuat yang mana plastik ini tidak mampu menahan berat dari minuman dan cangkir porselen itu sendiri.
imagen

E. Terjadi breakout gap. Dimana breakout merupakan apa yang disebut dengan confluence breakout atau breakout TITIK TEMU.
Confluence breakout sendiri merupakan breakout dengan lebih dari satu kriteria yang mempengaruhi psikologi pasar. Perhatikan bahwa pada MAPA breakout pertama adalah breakout dari garis downtrend atau mungkin banyak yang menyebut falling wedge.

Lalu breakout kedua adalah breakout dari puncak handle atau tweezer bottom.

Sekarang bayangkan ada dua kelompok pelaku pasar yang memiliki dua kriteria berbeda dalam membeli saham.

Kelompok pertama adalah mereka yang membeli saat terjadi breakout dari falling wedge
Kelompok kedua adalah mereka yang membeli saat terjadi breakout dari resistance.

Jika yang terjadi hanya breakout dari falling wedge dan bukan resistance, maka hanya kelompok pertama yang membeli.

Namun jika terjadi breakout dari falling wedge dan resistance, maka kedua kelompok tersebut akan berbondong membeli.

Analogi sederhananya mungkin dengan sebuah kontes pemilihan waria. Kriteria yang digunakan adalah penampilan fisik dan kepintaran.

Jika ada 3 waria, yang pertama cantik, yang kedua pintar dan yang ketiga cantik dan pintar.

Maka besar kemungkinan juri akan memilih kontestan yang ketiga karena dia cantik dan pintar. Dengan kata lain waria tersebut memiliki kriteria titik temu (kecantikan dan kepintaran) yang merupakan indikator penilaian pada kontes pemilihan waria tersebut.

Faktor lain yang mungkin perlu dipertimbangkan adalah GAP saat terjadi breakout. Gap sendiri mengacu pada ruang kosong pada dua harga. Ruang kosong ini saat terjadi gap up menjadi indikator bahwa tekanan beli kuat sehingga terjadilah ruang kosong tersebut.

Analogi nya begini. Misalkan anda bermesraan dengan istri di kamar. sebagai permulaan, saling berciuman dimulai. Selang sekian menit ciuman makin intens dan anda tidak kuat menahan nafsu alias nafsu anda breakout. Karena nafsu yang membara ini, alih alih membuka baju pasangan setelah berciuman, anda malah langsung membuka celananya. Kurang lebih begini lah psikologi dari gap pada pergerakan harga..

Analisa adalah opini yang dianggap salah sebelum take profit
Chart PatternsTrend Analysis

test
También en:

Publicaciones relacionadas

Exención de responsabilidad